EJAVEC 2021 8th East Java Economic Forum 2021 Sharia Conference

Festival Ekonomi Syariah Regional Jawa

8th East Java Economic Forum 2021

 

Mendorong Ekonomi Syariah sebagai sumber pertumbuhan baru dan mendorong percepatan pemulihan perekonomian Jawa Timur.

 

Acara pada hari senin, 28 September 2021 dibuka dengan sambutan dari Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Prof. Dr. Dian Agustia, Dra.,Ak.,M.Si.,CMA.,CA dan dari ketua ISEI cabang Surabaya koordinator Jawa Timur, Dr. Eko Purwanto, SE, M.SI,.

 

Pada acara kali ini mengundang dua narasumber yakni Prof. Dr. Raditya Sukmana SE., MA dan Abu Amar Fauzi, S. S., M. M. Diawali dengan materi oleh Prof. Raditya Sukmana yang membahas Optimalisasi Wakaf dalam Percepatan Pemulihan Ekonomi Jawa Timur. Dalam pemaparannya menjelaskan tentang potensi-potensi aset di Jawa Timur yang dapat dioptimalkan menggunakan wakaf seperti garis pantai Jawa Timur yang dapat digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik bertenaga gelombang laut.



Dijelaskan pula bahwa beliau mengusulkan untuk memperbaiki berbagai komoditas dari sisi pricing menggunakan wakaf. APBN sudah kewalahan digunakan untuk pembangunan negara. Dengan menerapkan wakaf untuk melakukan pembangunan melalui masyarakat, maka dampaknya akan luar biasa. Perbandingan pembiayaan tidak berbasis wakaf dengan pembiayaan  berbasis wakaf terletak pada hasil yang akan dibagi pada pemberi dana. Pembiayaan berbasis wakaf menghasilkan biaya 0% untuk waqif karena ini berbasis wakaf. Dengan biaya yang lebih rendah output dari pihak penerima pembiayaan atau UMKM bisa lebih rendah. Dengan kata lain dapat menghasilkan produk dengan harga yang kompetitif.



Materi kedua disampaikan oleh Bapak Abu yang membahas tentang upaya digitalisasi untuk mendorong ekonomi dan keuangan syariah di Jawa Timur. Dijelaskan bahwa ada tiga dimensi peran digitalisasi yaitu inklusi bisnis, optimasi bisnis, dan aktivasi bisnis. Digitalisai di Indonesia belum lah merata, ada yang dapat beradaptasi dengan perubahan ini. Adapula yang terkendala karena perubahan ini, seperti mahalnya biasa internet atau wifi, jaringan yang tidak stabil dan kurangnya pengetahuan tentang dunia digital.

 

Bapak Abu menjelaskan solusi untuk Indonesia terkait masalah di atas yaitu meningkatkan konektivitas  dalam bentuk pembangunan serta pembenahan infrastruktur serta membentuk kompetisi yang sehat antar provider internet.

Hits 508