Pada hari Ahad, 2 Mei 2021, pihak Departemen Universitas Airlangga menyelenggarakan workshop manajemen aset dan liabiliti Syariah dengan tema “Peta Persaingan Bank Syariah dan Strategi ALMA (Asset and Liability Management) 2021”. Workshop dimulai pukul 08.30 oleh Ibu Lina, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga sebagai Moderator dalam acara. Sambutan dibawakan oleh Ibu Sri Herianingrum, akan tetapi diwakilkan oleh Bapak Sulistya Rusgianto dari departemen Ekonomi Islam Universitas Airlangga.
Dalam sambutannya, Bapak Sulistya menyebutkan bahwa ALMA tidak kekang oleh zaman, dan seiring berubahnya zaman dan teknologi, maka ALMA juga akan berubah sedikit demi sedikit. Seharusnya dalam konsep Syariah, mismatch antara aset dan liabiliti lebih mudah.
Kemudian dilanjutkan oleh materi yang disampaikan oleh Bapak Kindy Miftah, Sr.Manager Syariah Business Banking Analytics. Beliau menyebutkan bahwa ALMA merupakan jantung dari dunia perbankan. Melihat kepada jumlah bank Syariah di Indonesia yang tetap di angka 24 dikarenakan adanya konversi dan spin-off sejumlah bank Syariah, bahwa perbankan Syariah mengalami pertumbuhan. Jika dilihat dari segi jumlah aset dari tahun 2010 dengan nominal 97,5 triliun dan profit 1,3 triliun dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencapai aset 593 triliun dan profit 5,5 triliun, pertumbuhan yang terjadi tampak dengan sangat positif. Pak Kindy juga menyampaikan bahwa pada 10 tahun terakhir, dari segi produk, fitur perbankan Syariah lebih advance dan dapat pricing bersaing dengan perbankan konvensional yang besar. Sebuah pernyataan menyatakan bahwa perbankan Syariah masih bisa terus tumbuh ke depannya, maka PR bagi kita semua bagaimana perbankan Syariah mencapai ranah nasional secara portofolio untuk menjadi lebih baik lagi.
Dalam materinya, Pak Kindy menyampaikan bahwa BSI sebagai bank Syariah terbesar saat ini telah menguasai 40% dari market sharing perbankan, yang mana persaingannya bukan dengan sesame bank Syariah lagi, akan tetapi dengan bank-bank besar konvensional. Bank Syariah sendiri dari segi CASA (Current Account Saving Account) dan CoF (Cost of Funds) pertumbuhannya sudah cukup tinggi. BSI memiliki potensi di segmen atas berkualitas.
Adapun strategi ALMA 2021 sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Kindy yang pertama adalah dengan Rebalancing FDR. FDR perbankan Syariah menyentuh level terendah sepanjang sejarah sehingga harus terus menjaga dengan ketat keseimbangan pertumbuhan pembiayaan dengan portofolio dana mahal.
Kemudian yang kedua adalah menjaga Cost of Funds agar stabil dan mengikuti tren. Di tengah recovery pembiayaan yang perlahan, menjaga CoF tetap stabil lebih utama daripada mengupayakan NIM yang optimal. Bank Syariah harus memilah mana dana yang dipertahankan juga sembari mengikuti tren suku bunga. Kemudian yang ketiga adalah fikus dana murah jangka panjang. Fokus biaya untuk promosi dibanding biaya dana (bagi hasil/bonus). Pengembangan produk dan customer base digital secara agresif.
Setelah penyampaian materi, closing statement berupa pesan dari Pak Kindy untuk para peserta. Isi pesan beliau adalah kita harus berupaya dalam pertumbuhan perbankan syariah khususnya pada market sharing. Semuanya bergerak mendukung keuangan Syariah agar ke depannya menjadi lebih baik lagi. Kemudian statement yang kedua disampaikan oleh Pak Sulistya. Isi pesan beliau adalah mari kita semua bersiap untuk mendukung pertumbuhan perbankan Syariah. Beliau juga menyampaikan bahwa mahasiswa Universitas Airlangga bukan disiapkan agar bisa langsung kerja, akan tetapi bagaimana mereka bisa beradaptasi dengan cepat.
Acara workshop ditutup dengan sesi foto bersama dan ditutup secara resmi oleh Ibu Lina selaku Moderator acara. Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar tanpa ada kendala dan beliau berterima kasih atas partisipasi aktif dari para peserta di akhir closing-nya. (Fath/DES)